04 Januari 2009

'Manajemen' Seks. Perlukah?

Kelahiran anak memang mendatangkan kebahagian. Namun sisi lain, kehidupan seksual Anda menjadi tidak sebebas dulu ketika hanya berdua saja. 

Banyak pasangan yang telah memiliki anak, mengeluh bahwa mereka tidak terlalu memperhatikan kehidupan seksual lagi karena perhatian dan waktu tersita pada anak. Namun sebenarnya, Anda tidak perlu merasakan seperti itu. Psikoterapis Hubungan, Paula Hallmemberikan beberapa tip

Seks Pascakelahiran

Masa pascakelahiran adalah masa sulit. Terutama bagi para ibu baru yang waktu dan energinya cenderung tersedot untuk mengurus bayi, seperti: bangun tengah malam untuk menyusui atau mengganti popok. Anda sadar kegiatan ini menyita energi dan keinginan untuk bercinta dengan suami. Bahkan menurut sebuah survei yang dilakukan, 80% ibu baru mengalami penurunan gairah seksual pada bulan pertama pascamelahirkan.

Menurut Paula, yang harus selalu Anda ingat adalah tetap saling memberikan sentuhan. Walaupun Anda tidak merasa bergairah untuk melakukan hubungan seks, Anda masih bisa untuk tetap saling menyentuh. Sentuhan penuh kasih sayang membuat Anda berdua tetap mesra, dan siapa tahu ketika gairah itu muncul, Anda sudah siap. Selain saling memberikan sentuhan mesra, sangat penting jika Anda mengomunikasikan perasaan dan ketidaknyamanan kepada pasangan. Hal ini membuat pasangan mengerti dan membantu Anda melaluinya.

Masa Kanak-kanak

Gairah Anda sudah kembali normal seiring berjalan waktu, namun anak Anda juga beranjak besar. Mereka membutuhkan pengawasan dan perhatian Anda. Pada masa ini Anda akan mengalami kesulitan baru untuk mencari waktu dan tempat untuk bermesraan dengan suami tanpa terganggu oleh anak-anak.

Menurut Paula, Anda harus pintar memanfaatkan waktu. Anda perlu mengembangkan manajemen seksual dengan mengatur waktu tidur anak-anak dan memahirkan seks kilat (quickie). Buat waktu tidur anak-anak Anda sekitar pukul 20.00 - 20.30 malam, dan sisa waktu malam itu bisa Anda manfaatkan untuk bergelung mesra dengan suami. . 

Ide lain adalah Anda bisa "menitipkan" anak-anak sesekali pada nenek mereka di akhir pekan, atau mengizinkan mereka bermalam di rumah pamannya sesekali. Saat mereka tidak ada di rumah, Anda bisa memanfaatkan kesempatan itu sebagai bulan madu kedua.

Masa Remaja

Banyak pasangan mengaku, ketika anak sudah mulai remaja dan mereka sudah mulai mengerti tentang seks, adalah saat paling sulit untuk mempertahan kehidupan seks tetap berjalan dengan normal di saat anak berangkat dewasa, jika dibandingkan ketika Anda masih pasangan baru. 

Pada saat inilah, Anda harus membuat perubahan manajemen kehidupan seks. Menurut Paula, jangan ragu untuk menanyakan jadwal aktivitas anak selama satu minggu. Anda akan tahu kapan ada waktu luang Anda bersama pasangan untuk bisa bermesraan. Jika dalam keluarga Anda, seks adalah sesuatu yang bukan tabu dibicarakan, dan pelajaran mengenai seks sudah Anda berikan kepada anak Anda sejak remaja, Anda bisa katakan kepada anak-anak Anda bahwa Anda ingin memiliki waktu khusus bersama ayah mereka, mereka akan mengerti dan kemudian memberikan Anda waktu tersebut. Pada fase ini, Anda memang dituntut harus kreatif dan lebih terbuka kepada anak.

Manajemen kehidupan seks sangat penting agar Anda bisa tetap merasakan keintiman dengan pasangan sekaligus memberikan contoh yang baik kepada anak-anak. Jika ternyata manajemen seks juga tidak dapat mengembalikan gairah seksual Anda, mungkin memang ada masalah yang menggangu pikiran Anda lebih dari ketidaknyamanan karena kehadiran anak-anak. Konsultasikan kondisi ini segera.


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and PDF Files